Powered By Blogger

Kamis, 20 Januari 2011

Terumbu Karang


Terumbu karang tersusun oleh hewan karang yang bersimbiosis dengan alga yang disebut zooxanthellae. Hewan karang memiliki bentuk menyerupai  batu dan hidup pada substrat, sehingga hewan karang ini bersifat epibenthik. Selain itu terumbu karang mempunyai warna dan bentuk yang beraneka ragam, selain itu terumbu karang terdapat lubang kecil yang disebut polip. Polip merupakan hewan pembentuk utama terumbu karang yang menghasilkan zat kapur. Polip-polip ini selama ribuan tahun akan membentuk terumbu karang (Castro 2000 dan Nybakken 1993).
Dalam ekosistem terumbu karang, karang dibagi dalam dua kelompok, yaitu karang yang keras dan karang yang lunak. Karang keras disebut juga karang batu (Hermatiypic), hal ini dikarenakan adanya zat kapur yang dihasilkan oleh binatang karang (polip). Karang batu merupakan salah satu pembentuk utama ekosistem terumbu karang dan terdapat di kawasan tropika. Sedangakan karang lunak tidak dapat membentuk karang, dan jenis ini terdapat diseluruh dunia (Nybakken 1993 dan Sumich 1999).
Terumbu karang dapat ditemukan pada  daerah perairan tropis. Akan tetapi di khatulistiwa terumbu karang hadir sebagian kecil. Asia Tenggara merupakan jantung keanekaragaman yang luar biasa bagi terumbu karang, karena memiliki lebih dari 77% dari sekitar 800 jenis karang pembentuk terumbu karang. Selain di Asia Tenggara, karang juga banyak ditemukan di kawasan Amerika bagian  Selatan dan Afrika bagian Utara. Didalam ekosistem laut, terumbu karang memiliki fungsi dan peran yang sangat penting. Fungsi dan peran terumbu karang, antara lain : 
1. Sebagai tempat nursery ground untuk organisme laut lainnya, seperti udang, larva ikan, ikan kecil dan ikan besar. Oleh karena itu terumbu karang memiliki biodiversitas yang tinggi. Sehingga apabila terumbu karang rusak secara alami atau akibat perbuatan manusia, maka hasil tangkapan ikan akan menurun. Hal ini dikarenakan tidak ada tempat perlindungan dan tempat memijah bagi ikan; 
2. Selain itu terumbu karang juga berperan dalam memecah gelombang sehingga gelombang yang sampai ke daratan tidak cukup besar. Hal ini sangat penting terutama apabila terjadi bencana alam seperti tsunami, kerusakan yang terjadi didaratan tidak rusak parah (Burke 2002; Nybakken 1993).
Kehadiran terumbu karang dipengaruhi oleh faktor fisiko-kimia, antara lain : 1)  cahaya; 2) besarnya gelombang; 3) sedimentasi; 4) salinitas; dan 5) temperatur. Cahaya --- sangat dibutuhkan oleh karang terumbu untuk melakukan proses fotosintesis. Hal ini dikarenakan karang bersimbiosis dengan alga zooxanthellae, yang menghasilkan CaCO3 dari proses fotosintesis. Oleh sebab itu terumbu karang banyak dijumpai pada daerah fotic. Sedangkan pada daerah afotic karang sedikit dijumpai. Hal ini dikarenakan pada daerah afotic cahaya tidak dapat masuk sampai kedasar. Gelombang --- Besarnya gelombang juga mempengaruhi kehadiran terumbu karang. Apabila gelombang besar akibat tsunami dapat menyebabkan kerusakan terumbu karang. Terutama pada karang yang berbentuk cabang seperti Acropora spp (Vesen 1995).
            Sedimentasi --- Adanya sedimentasi juga mempengaruhi distribusi dan kemelimpahan terumbu karang. Hal ini dikarenakan sedimentasi yang tinggi akan menghalangi sinar matahari sampai ke permukaan terumbu karang. Sehingga proses fotosintesis tidak dapat berlangsung. Selain itu adanya sedimentasi menyebabkan terjadi flokulasi. Flokulasi yang tinggi akan menyumbat polip pada karang sehingga terumbu karang tidak dapat menyerap zat organik. Sedimentasi yang tinggi terjadi pada daerah yang dekat dengan muara sungai. Hal ini karena adanya surface run-off yang berasal dari sungai. Temperatur ---  untuk pertumhuhan karang minimal 18 0C. Sedangkan suhu yang optimum untuk pertumbuhan karang, yaitu 23 – 25 0C. Akan tetapi ada beberapa jenis karang yang dapat hidup pada suhu 36 - 40 0C. Salinitas --- Faktor lain yang sangat resisten terhadap pertumbuhan terumbu karang adalah salinitas. Terumbu karang sangat tidak toleran terhadap salinitas. Salinitas normal yang dibutuhkan untuk pertumbuhan terumbu karanag adalah 32 – 35 %o . Tapi ada juga beberapa jenis terumbu karang yang hidup pada kadar salinitas yang tinggi yaitu sekitar 42%o,  yaitu yang terdapat di Teluk Persia (Castro 2000; Vesen 1995; Nybakken 1993).
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar